#Kosakata investor: apa itu EBITDA?
Jika Anda setidaknya sesekali melihat laporan keuangan perusahaan publik atau membaca kolom majalah keuangan, Anda mungkin pernah membaca singkatan EBITDA. Beberapa pembaca mungkin mengira bahwa istilah ini adalah kata umpatan yang baru diciptakan, tetapi itu tidak sepenuhnya benar.
Konsep EBITDA merupakan sebuah indikator keuangan penting yang mencerminkan ukuran pendapatan perusahaan sebelum dikurangi bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi atas aset tak berwujud utama. Dengan demikian, EBITDA menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus keuangan tanpa memperhitungkan kewajiban pembayarannya, dan juga cocok untuk menganalisis beban utang suatu bisnis.
Selain itu, EBITDA cocok untuk evaluasi internasional perusahaan-perusahaan di industri yang sama. Lembaga pemeringkat terkemuka lebih mementingkan indikator ini daripada indikator lainnya karena memungkinkan para analis untuk membandingkan karakteristik perusahaan-perusahaan dari berbagai negara. Hal ini dapat dilakukan karena faktor wilayah berikut ini tidak memengaruhi penghitungan EBITDA:
- sistem dan tarif pajak yang berbeda yang berlaku di berbagai negara;
- perbedaan dalam sistem pinjaman dan jumlah bunga yang masih harus dibayar;
- perbedaan dalam sistem depresiasi akuntansi dan jumlah unit peralatan yang digunakan.
Ada dua cara utama untuk menghitung EBITDA. Rumus "bottom-up" (bawah ke atas) terlihat seperti ini
EBITDA = Pendapatan bersih + Pajak pendapatan yang masih harus dibayar + Bunga pinjaman yang masih harus dibayar + Depresiasi aset tetap dan aset tidak berwujud.
Jika Anda menggunakan metode ini, banyak pokok pengeluaran dan pendapatan non-operasional, serta keuntungan dan kerugian satu kali yang memengaruhi gambaran keseluruhan akan dimasukkan dalam perhitungan.
Rumus "top-down" (atas ke bawah) terlihat seperti ini
EBITDA = Laba operasi + Beban depresiasi aset tetap + Beban amortisasi aset tak berwujud.
Rumus ini lebih mudah dipahami. Selain itu, saat menghitung indikator dengan cara ini, sulit untuk melakukan kesalahan atau menggunakannya untuk menyesatkan para pemegang saham.
Namun, perusahaan dapat menggunakan metode tambahan untuk menyesuaikan angka-angka akhir, dan ini harus diperhitungkan dalam analisis.
Para ahli bersikap ambivalen terhadap indikator EBITDA, tetapi setuju bahwa itu diperlukan untuk analisis fundamental saham perusahaan. Setiap investor perlu memahami cara menghitungnya: EBITDA dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu perusahaan dapat menginvestasikan kembali uangnya, mengembangkan, dan memenuhi kewajiban utangnya di masa depan. Maka dari itu, mengingat hal-hal di atas, EBITDA tidak boleh dijadikan sebagai indikator utama kinerja perusahaan, tetapi harus diperhatikan dalam membuat kesimpulan tentang perusahaan sebagai objek investasi yang menjanjikan.